TENDENSI SENTRAL
Salah satu tugas statistik adalah menentukan
suatu angka di sekitar mana nilai-nilai dalam distribusi memusat. Dengan kata
lain salah satu tugas statistik adalah menentukan angka yang menjadi pusat
suatu distribusi. Angka/ nilai yang menjadi pusat suatu distribusi selanjutnya
disebut tendensi sentral atau kecenderungan tengah. Ada 3 jenis pengukuran
tendensi sentral yang sangat penting yaitu; Mean, Median dan Mode/ modus.
Ketiga jenis pengukuran tendensi sentral tersebut memiliki pengertian, asumsi
dan tujuan serta metode penghitungan yang berbeda.
1. MEAN
Mean dalam buku-buku statistik juga disebut sebagai rata-rata hitung atau arithmetic mean atau rerata atau average. Rata-rata adalah total semua nilai dibagi jumlah pengamatan (observasi). Angka ini paling banyak dipakai karena mudah untuk dihitung, simbol yang digunakan adalah x. Angka ini memiliki kelemahan karena sifatnya yang labil artinya sangat dipengaruhi nilai ekstrim.
a. Rumus mean untuk data tunggal
Ket:
n = jumlah pengamatan
f = frekuensi
xg = guess mean
d = beda xi dengan xg
Contoh
penggunaan masing-masing rumus adalah sebagai berikut.
Contoh
1
Lima orang
ibu masing-masing melahirkan bayi dengan panjang badan berturut-turut 50 cm, 45
cm, 40 cm, 55 cm, dan 43 cm. Untuk mencari rata-rata panjang badan bayi tersebut
digunakan rumus (1).
Contoh
2
Hasil
penimbangan berat badan terhadap 15 orang pasien adalah sebagsi berikut: 2
orang memiliki berat badan 65 kg, 4 orang 61 kg, 3 orang 55 kg, 4 orang 50 kg,
dan 2 orang dengan berat badan 45 kg. Rata-rata berat badan 15 pasien tersebut
dapat dihitung menggunakan rumus (2).
BB (x)
|
F
|
f.x
|
65
|
2
|
130
|
61
|
4
|
244
|
55
|
3
|
165
|
50
|
4
|
200
|
45
|
2
|
90
|
Jumlah (∑)
|
15
|
829
|
Jadi, rata-rata berat badan pasien adalah 55,3 kg.
Contoh
3
Dari
pencatatan kader posyandu tentang berat badan ibu hamil di wilayahnya terdapat
10 orang ibu hamil dengan berat badan 65 kg, 61 kg, 54 kg, 53 kg, 53 kg, 62 kg,
40 kg, 54 kg, 63 kg, dan 60 kg. Dengan menggunakan rata- rata terka (guess
mean) maka rata-rata berat badan bumil tersebut dapat dicari.
Langkah
pertama : terka atau tentukan rata-rata terkanya (xg).
Langkah
kedua : hitung beda nilai setiap pengamatan dengan guess mean (d).
Misal kita
terka rata-ratanya 61 kg, maka xg = 61, selanjutnya kita hitung
nilai d sebagai berikut.
No
|
Berat Badan
|
d
|
1
|
65
|
+4 (
|
2
|
61
|
0
|
3
|
54
|
-7
|
4
|
53
|
-8
|
5
|
53
|
-8
|
6
|
62
|
+1
|
7
|
40
|
-21
|
8
|
54
|
-7
|
9
|
63
|
+2
|
10
|
60
|
-1
|
Jumlah
|
-45
|
Jadi, rata-rata berat badan ibu hamil tersebut adalah 56,5 kg.
b. Rumus mean untuk data kelompok
Ket : mp = mid point
(nilai tengah)
d = (mp tiap kelas – mp
xg)
Contoh :
Hasil pengukuran tinggi
badan 100 orang calon peserta pendidikan militer yang mengikuti tes kesehatan
yang telah dikelompokkan dalam kelas-kelas seperti pada tabel berikut.
Dengan menggunakan rumus
(1)
Kelas T. Badan
|
F
|
Mp
|
f.mp
|
150-154
|
4
|
152,5
|
610
|
155-159
|
10
|
157,5
|
1575
|
160-164
|
15
|
162,5
|
2437,5
|
165-169
|
35
|
167,5
|
5862,5
|
170-174
|
21
|
172,5
|
3622,5
|
175-179
|
10
|
177,5
|
1775
|
180-184
|
5
|
182,5
|
912,5
|
Jumlah
|
100
|
16795
|
Jadi, rata-rata tinggi badan adalah 167,95 cm.
Dengan menggunakan rumus (2)
ü Tentukan guess mean, berada di kelas mana (misal di kelas
165-169).
ü Hitung beda mid point setiap kelas dengan mid point kelas guess
mean (d).
ü Kalikan d dengan frekuensi setiap kelas (f.d).
Kelas
T. Badan
|
F
|
mp
|
d
|
f.d
|
150-154
|
4
|
152,5
|
-15
|
-60 |
155-159
|
10
|
157,5
|
-10
|
-100
|
160-164
|
15
|
162,5
|
-5
|
-75
|
165-169
|
35
|
167,5
|
0
|
0
|
170-174
|
21
|
172,5
|
+5
|
+105
|
175-179
|
10
|
177,5
|
+10
|
+75
|
180-184
|
5
|
182,5
|
+15
|
+75
|
Jumlah
|
100
|
+45
|
Jadi, rata-rata tinggibadan kelompok tersebut adalah 167,95 cm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar